BOS vs Pemimpin (leader)
Kita seringkali menyebut atasan dengan bos atau pemimpin (leader) karena mengira keduanya sama. Lho, bukannya memang sama?
Bos sering dikaitkan dengan kata bossy yang artinya suka memerintah. Ini membuat bos terkesan kurang menyenangkan. Sedangkan leader dianggap lebih positif karena merupakan orang yang nggak cuma memberikan perintah tapi juga petuah.
Seorang bos mengacu pada posisi atau kekuasaan tertentu. Jadi seseorang dianggap sebagai bos jika menempati posisi itu di suatu perusahaan atau organisasi. Jika dilihat dari kamus Oxford, arti bos dalam kata kerja adalah seseorang yang memberi perintah dengan cara yang mendominasi.
Pemimpin jika dilihat dari kata kerja di kamus Oxford, maka kata memimpin diartikan sebagai tindakan menunjukkan orang lain jalan menuju suatu tujuan dengan berjalan di depan atau di sampingnya. Ini yang membuat pemimpin dinilai lebih positif dibandingkan bos.
Seorang BOS
Bos mengacu pada posisi atau kekuasaan, di mana bos memiliki kekuasaan atas bawahannya. Karena posisi ini, bos merasa punya kedudukan lebih tinggi dan bawahan harus mengikutinya untuk mencapai tujuan.
Fokus seorang bos adalah hasil dan keuntungan perusahaan. Mereka nggak fokus ke perkembangan kamu, tapi lebih ke kamu harus bekerja dengan baik dan menguntungkan perusahaan. Karena, jika kinerjamu jelek dan nggak bisa memberi keuntungan buat perusahaan, bos akan merasa posisinya terancam.
Tapi kalau kerja bawahan baik dan menghasilkan keuntungan, bos akan merasa bawahannya berhasil karena dia adalah bosnya.
Karena itu, ketika memberi tugas atau pekerjaan, bos terkesan menyuruh atau memerintah. Bos akan memberitahu tugas apa yang harus dikerjakan, bagaimana tugas itu harus dilakukan, dan mengawasi.
Misalnya, “Bulan depan kita ada event webinar, kamu yang handle, ya. Temanya tentang X dan pematerinya harus Y. Konsep kegiatannya harus gini. Jum’at proposalnya jadi ya.”
Bos menentukan gambaran besar seperti apa pekerjaan harus dilakukan dan cara melakukannya. Kamu harus mengikuti setiap instruksi dari bos. Karena bos merasa dia yang paling tahu cara kerja mana yang berhasil. Kamu nggak dilibatkan untuk menentukan tujuan, memberi saran atau ide. Hanya mengerjakan apa yang diminta. Selain itu, bos tidak berpartisipasi dalam pengerjaan selain peran pengawasan.
Kamu pernah nggak ngalamin kerja diawasi? Istilah ini biasa disebut micromanaging. Ini membuat seseorang lebih mudah stres karena tidak diberi kebebasan untuk menyampaikan ide atau pemikirannya. Ruang untuk mengembangkan kreativitas seperti dibatasi.
Ketika kamu sudah mengerjakan proposal dan ternyata hasilnya kurang sesuai atau ada yang salah. Alih-alih diapresiasi karena sudah bekerja keras atau diberi solusi, kamu akan disalahkan karena tidak bisa bekerja dengan baik. Bos lebih fokus kepada hasil, ia tidak melihat proses di balik pengerjaan project itu.
Cara seorang bos memotivasi anggotanya adalah dengan sistem reward dan punishment. Jadi kalau kerjamu bagus kamu diberi reward tapi kalau jelek, kamu diberi punishment. Kalau kerjamu jelek atau salah, bos bisa menakut-nakuti kamu akan mendapat hukuman potong gaji 5% misalnya.
Tapi, ketika kamu mengerjakan proposal dan webinar berjalan lancar, nggak jarang bos akan bilang “Hm, ini karena saya, nih, makanya project-nya bisa berjalan lancar.” Padahal yang mengerjakan project itu dengan adalah kamu, tapi si bos merasa kalau itu berhasil karena dia bosnya.
Seorang Pemimpin (leader)
Berbeda dengan bos yang merasa posisinya lebih tinggi, leader justru memposisikan diri sebagai rekan kerja. Yang membedakan adalah, leader mampu memengaruhi tim untuk mencapai tujuan dan membawa perubahan.
Kalau bos menggunakan kekuasaan dan posisi, leader menggunakan kemampuannya untuk meng-influence orang lain.
Bos dianggap sebagai bos karena memang posisinya adalah bos. Tapi pemimpin dianggap pemimpin karena anggota percaya kemampuannya untuk menentukan arah dan mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus memberi bukti nyata agar anggotanya terus percaya.
Kalau tadi bos fokusnya ke hasil dan keuntungan, pemimpin fokus ke perkembangan kamu dan anggota yang ia pimpin. Pemimpin akan membantumu berkembang, karena kalau kamu berkembang kamu juga bisa bekerja dengan baik dan memberi keuntungan untuk perusahaan. Jadi tujuan dan perkembangan bawahan sama-sama penting bagi pemimpin.
Ketika memberi pekerjaan, pemimpin akan bertanya terlebih dahulu apakah kamu siap mengerjakannya dan bersedia atau tidak.
Misalnya, “Bulan depan ada event webinar, kamu bisa jadi PIC-nya? Nanti kita diskusiin bareng tema, konsep kegiatan, dan pematerinya siapa. Habis itu coba kita cari proposal kegiatan lain yang bisa jadi acuan.”
Keliatan nggak bedanya sama yang tadi? Selain bertanya terlebih dulu, pemimpin juga mengajak kamu untuk ikut berpikir, menyampaikan ide dan saran. Jadi kamu nggak cuma ngikutin perintah aja. Kamu nggak cuma diawasi, tapi dibantu dan didampingi untuk mengerjakan project itu. Leader mendampingi bukan karena ia tidak percaya, tapi kehadirannya dapat meningkatkan kepercayaan diri para anggotanya.
Dengan begini, kemampuan kamu untuk meng-handle pekerjaan jadi lebih berkembang daripada cuma mengikuti perintah. Kamu diberi ruang untuk mengembangkan kreativitas kamu tapi tetap dibimbing biar lebih maksimal.
Kalau misalnya kamu mengerjakan proposalnya salah atau kurang, pemimpin nggak akan langsung menyalahkan. Dia tahu proposal itu kamu kerjakan dengan usaha, waktu, dan pikiran. Karena itu, meskipun hasilnya kurang, leader akan tetap mengapresiasi dan memberi solusi. Pemimpin menganggap kesalahan adalah bagian dari proses untuk berkembang, agar kamu bisa belajar dari kesalahan.
Kamu nggak akan ditakut-takuti atau diintimidasi. Justru ia akan memberikan semangat, motivasi dan juga bantuan agar kamu bisa mengerjakan project itu dengan baik.
Cara pemimpin memotivasi anggotanya adalah dengan memberi contoh, inspirasi dan membuat tim punya visi yang sama untuk dicapai.
Nah, ketika project berjalan dengan lancar, pemimpin nggak akan merasa itu berhasil karena dia. Project itu berhasil karena kerja keras banyak orang termasuk kamu, dan dia ikut senang kalau kamu berhasil. Mungkin pemimpin akan bilang “Project ini bisa berhasil karena kerja keras kita semua. Aku tanpa kalian mah kayak butiran debu”. Apresiasi membuat siapa saja merasa kerja kerasnya dihargai dan bermanfaat.
Kalau Anda sendiri mau jadi yang mana, bos atau pemimpin?. Bos ketika sudah tidak menjabat maka ia akan kehilangan pengaruhnya, tapi seorang leader akan selalu berpengaruh dan menginspirasi.